October 15, 2022

Badai PHK Melanda, Bagaimana Masa Depan Bisnis Start-up?

October 15, 2022

Masa Depan Bisnis Start-up

Start-up atau startup adalah bisnis baru di era digital. Memanfaatkan teknologi internet, start-up hakikatnya merupakan bisnis pengembangan sebuah produk atau layanan dan karenanya diterjemahkan sebagai "perusahaan rintisan" alias baru mulai (start).

Menurut Investopedia, startup adalah perusahaan rintisan yang didirikan oleh satu atau banyak orang untuk mengembangkan sebuah produk atau layanan unik yang sesuai dengan target pasar.

Tidak semua perusahaan yang baru dirintis dapat disebut startup. Karena startup lebih merujuk pada bidang teknologi serta informasi yang berkembang di internet. Contohnya pengembang aplikasi, jasa perdagangan, sistem pembayaran, dan lainnya.

Forbes menyebutkan, startup adalah perusahaan baru yang didirikan mengembangkan produk atau layanan unik. Kemudian membawanya ke pasar dan membuatnya tak tergantikan bagi pelanggan.

Startup bertujuan memperbaiki kekurangan produk yang sudah ada atau menciptakan kategori barang dan jasa yang sama sekali baru. Contoh start-up yang berkembang antara lain layanan transportasi online Gojek dan marketplace Tokopedia yang kemudian bergabung menjadi Goto.

Start-up Bangkrut dan PHK Karyawan

Belakangan ini sederet startup di Indonesia bangkrut dan melaukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) beberapa karyawannya. Start-up populer seperti LinkAja hingga Shopee masuk dalam daftar yang mem-PHK karyawan.

Daftar startup yang melakukan PHK hingga menutup layanan sejak awal 2022 antara lain sebagai berikut:

1. Shopee Indonesia
2. LinkAja
3. Zenius
4. Fabelio
5. Line
6. TaniHub
7. Mamikos
8. Xendit
9. Tokocrypto
10. Lummo
11. JD.ID
12. Pahamify
13. Beres.id

Penyebab Start-up Bangkrut dan PHK

Lalu, apa yang menyebabkan startup bangkrut dan/atau melakukan PHK?

Faktor utamanya adalah kondisi ekonomi global yang mengalami naik turun selama dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19.

Para investor menghindari pembelian saham start-up yang memiliki risiko tinggi. Akibatnya, startup sulit memeroleh modal usaha yang membuat operasionalnya juga terhambat.

Kenaikan inflasi dan suku bunga di berbagai negara juga turut memengaruhi kebangkurat dan badai PHK di start-up, terutama startup yang menggunakan model bisnis Business to Customer (B2C).

Inflasi tersebut bisa mengubah perilaku atau pola hidup konsumen sehingga berdampak pada layanan-layanan yang disediakan startup.

Beberapa penyebab lain yang juga membuat startup PHK massal, yakni adanya kepentingan untuk reorganisasi sehingga berdampak pada sumber daya manusia di dalamnya.

Bisa juga disebabkan oleh ketidakfokusan startup pada bisnis, kehabisan dana operasional, atau tidak memiliki strategi yang baik untuk berkembang di masa depan.

PHK Akan Terus Terjadi

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, musim PHK di perusahaan rintisan atau startup akan berlangsung dalam waktu lama. Perusahaan yang tidak kuat dari sisi pendanaan akan tumbang.

Disebutkan, PHK akan terus terjadi sampai dua tahun ke depan. Yang gagal survive akan gugur.

Heru mengatakan, bisnis perusahaan rintisan menghadapi berbagai tantangan karena pengaruh ekonomi global. Selain melakukan PHK, startup-startup yang tak kuat menghadapi gelombang musim dingin yang menimpa industri berbasis teknologi digital itu akan melakukan pengetatan besar.

Efisiensi itu mencakup pengurangan fasilitas hingga gaji. Perusahaan pun cenderung akan mencari tenaga kerja baru yang lebih murah ketimbang standar gaji pegawai lama.

Dalam kondisi serba sulit, Heru meramalkan, perusahaan rintisan yang bertahan hanya yang valuasinya naik kelas menjadi unicorn atau decacorn. Yang sudah unicorn atau decacorn akan mulai IPO.

IPO adalah Initial Public Offering --sebutan bagi perusahaan yang akan menjual sebagian kepemilikan sahamnya kepada publik untuk pertama kalinya. 

Diprediksi, bisnis startup untuk masing-masing sektor hanya akan diisi oleh dua hingga tiga pemain besar. Tapi kemungkinan hanya dua pemain besar atau dua start-up yang eksis di masing-masing jenis layanan/produk.

Masa Depan Startup di Indonesia

Bagaimana masa depan bisnis start-up di Indonesia?

Menurut Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura, untuk lima tahun ke depan, bisnis online menjadi keharusan bagi hampir seluruh sektor industri. 

Menurutnya, ke depan startup sektor hiburan, pendidikan, energi, dan pesan antar makanan masih akan mengalami tren positif. Demikian pula hiburan seperti streaming video dan musik serta startup energi.

Menurutnya, proyeksi lima tahunan lebih tepat digunakan pada produk digital. Hal itu karena setelah lima tahun, banyak perubahan yang siginifikan pada produk digital, termasuk startup. 

Terkait pendanaan startup ke depan, Tesar menyebut tren "bakar uang" (diskon) bakal mulai ditinggalkan. Menurutnya ke depan investor mulai fokus pada keuntungan. 

Dia memberi contoh GoTo yang berencana IPO, menurut Tesar itu untuk membiayai operasional dan tuntutan exit dari investor. Startup sekelas GoTo tidak lagi disuntik dana melimpah oleh para investor karena biaya operasionalnya sudah sangat tinggi, sehingga IPO dipilih sebagai alternatif pendanaan. 

Tesar mengatakan, selama ini startup yang mencoba IPO di Indonesia cenderung gagal. Baginya, IPO harus digunakan sebagai langkah inovasi baru, bukan alternatif untuk exit. 

Untuk tahun-tahun ke depan startup harus memiliki strategi bisnis yang sehat. Dengan demikian tidak tergantung pada metode bakar uang, karena menurutnya hal itu sudah usang dan tidak akan bisa digunakan untuk bertahan. 

Para investor dan pemegang dana di Indonesia dinilai belum terbiasa dengan model bisnis startup yang cenderung tidak memiliki aset konkret seperti tanah dan gedung. 

Bagaimana dengan bisnis start-up Anda? Masih eksis? CB sendiri merintis bisnis start-up dengan blog ini. Jasa layanan pembuatan blog dan template. Karena sendiri, meski klien dan omzet menurun drastis, CB tidak melakukan PHK dong! 


Previous
« Prev Post
Author Image

CB Blogger

Recommended Posts

Related Posts

Show comments
Hide comments

1 comment on Badai PHK Melanda, Bagaimana Masa Depan Bisnis Start-up?

  1. Shopee gak bangkrut kan, hanya mengurangi karyawan demi efisiensi dan efektifitas operasional mereka saja. Repot kalau Shopee bangkrut.

    Lalu kemudian Link Aja juga tidak kan, intinya kebanyakan startup hanya efisiensi dari sisi operasional, supaya lebih efektif.

    Perlu dipisah mana yang bener² tutup layanan dan mana yang hanya demi menyehatkan perusahaan, dengan mengorbankan memPHK karyawan.

    ReplyDelete

Contact Form

Name

Email *

Message *