Penghasilan Driver Ojek Online & Blogger

Baca Juga

Driver Ojek Online. Foto: Kaskus

Berapa penghasilan seorang driver ojek daring dalam sehari? Relatif. Sama dengan penghasilan blogger per hari dari AdSense yang juga relatif.

Jika dirata-rata, penghasilan driver ojek online (ojol) di kisaran 200-500 ribu per hari. Blogger juga demikian jika pengunjung (trafik) blognya di kisaran 90-100 ribu per hari.

Penghasilan driver ojek online dalam sehari misalnya dikemukakan seorang driver di forum Quora.

Disebutkan, sumber pendapatan driver ojek online ada dari beberapa sumber:

1. Pembayaran Cash/Gopay dari customer.
2. Tip dari customer dibayarkan dengan Gopay lewat aplikasi.
3. Tip dari customer berupa uang Cash.
4. Bonus dari perusahaan aplikator.

Untuk poin nomor 1 besarannya ditentukan dari jarak kilometer yang harus ditempuh driver dari titik jemput atau restoran ke titik tujuan. Makin jauh kian besar yang didapat driver.

Untuk bonus ditentukan oleh jenis order, order Go-food bernilai 2 point, banyak order ini akan lebih cepat dapat bonus dengan orderan yang dikerjakan lebih sedikit. Order Goride dan Gosend dapat 1 poin per order.

Beberapa rekan driver ada yang dapat dibawah 100 ribu per hari, ada yang dapat lebih dari itu. Yang dapat full bonus juga ada. 

Full bonus tiap kota berbeda. Sebagai contoh Surabaya saat ini maksimal 140 ribu yang harus ditebus dengan 30 point dan performa minimal 65%. Malang bonus maksimal 160 ribu.

Range antara 100 ribu sampai sekitar 300 ribu per hari atau 3-6 juta per bulan. Semakin besar semakin lama si driver mengaspal di jalan.

Menurut riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), penghasilan pengemudi transportasi berbasis aplikasi melebihi pendapatan rata-rata upah minimum kabupaten/kota di sembilan wilayah. 

Dilansir Jawa Pos, survei yang dilakukan di Jabodetabek, Yogyakarta, Makassar, Denpasar, Bandung, dan sejumlah kota besar lainnya melebihi rata-rata upah mininum Rp2,8 juta per bulan, yakni bisa mencapai 8-9 juta per bulan.

Blogger juga demikian. Kian banyak pengunjung, maka makin banyak pendapatan AdSense. Bedanya, tentu saja, driver ojol menghabiskan waktu di jalanan, sedangkan blogger menghabiskan waktu di depan komputer atau laptopnya.

Namun, pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno, menilai para driver ojek online belum mendapatkan kesejahteraan yang layak. Bahkan saat ini pendapatan per bulan mereka tidak semanis iming-iming aplikator lagi.

"Iming-iming dari aplikator dengan pendapatan yang cukup besar (minimal Rp 8 Juta) menyebabkan sebagian besar warga beralih profesi menjadi pengemudi ojek daring," kata Djoko dikutip detikOto.

"Awalnya pendapatan per bulan bisa minimal sesuai janji promosi, yakni Rp 8 Juta per bulan, bahkan kala itu rata-rata bisa di atas Rp 10 juta per bulan," ungkap Djoko.

Banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online tidak dibarengi bertambahnya pengguna aplikasi ojek daring.

"Dampaknya terjadi penurunan pendapatan sekitar 40%. Sekarang ini, rata-rata pendapatan per bulan kurang dari Rp 5 Juta. Sementara beban kerja meningkat, sudah tidak bisa lagi 8 jam sehari, harus di atas 10 jam, bahkan ada yang beroperasi hingga 12 jam," kata Djoko.

Hal tersebut juga disampaikan oleh Presidium Gerakan Aksi Roda Dua (GARDA) Indonesia, Igun Wicaksono.

"Betul (yang disampaikan pengamat), malah seorang ojek online apabila bekerja normal 8 jam sehari dalam 24 hari kerja hanya bisa berpendapatan di bawah UMR DKI, tidak mencapai Rp 3,5 juta per bulan," ungkap Igun.

Bagaimana kalo menjadi driver ojek online sekaligus blogger? Bisa saja, namun butuh energi dan pemikiran ekstra tentunya. Update blog bisa dilakukan malam hari atau seminggu sekali saat libur, misalnya akhir pekan.

Ah, ini mah sekadar "corat-coret" saja kepoin penghasilan driver ojek online dibandingkan dengan blogger.  Tidak ada maksud banding-bandingin, cuma kepo aja, hehe. Good Luck and Happy Blogging! (www.contohblog.com).*